Sabtu, 16 Oktober 2010

manusia dan kebudayaan

 Hubungan dan Keterkaitan Manusia dengan Kebudayaan
Kali ini akan dibahas mengenai hubungan serta keterkaitan antara manusia dan kebudayaan. Dilihat dari definisinya manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini. Manusia sendiri secara biologis diklasifikasikan sebagai Homo Sapiens, yang merupakan spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Manusia dibagi menjadi 2 golongan berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu laki-laki dan perempuan. Sedangkan berdasarkan penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda, dewasa, dan orang tua. Selain itu masih banyak penggolongan lainnya, misalnya saja berdasarkan ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain sebagainya.
Dilihat dari segi kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) sehingga dapat diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Secara definisi sendiri yaitu suatu kebiasaan cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya sendiri akan terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, serta karya seni. Budaya sendiri bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Sehingga banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif.
Hubungan antara manusia dan kebudayaan sendiri sangatlah komplek, karena hubungan yang terjadi pada manusia sangatlah luas. Selain itu antara manusia dan kebudayaan terjalin hubungan yang sangat erat, sebagaimana yang diungkapkan telah oleh Dick Hartoko bahwa manusia menjadi manusia merupakan kebudayaan. Hubungan tersebut dapat terjadi antara manusia dengan manusia, manusia dengan alam, manusia dengan makhluk hidup yang ada di alam, dan manusia dengan Sang Pencipta. Setiap hubungan tersebut harus berjalan seimbang. Selain itu manusia juga diciptakan dengan sesempurna penciptaan, dengan sebaik-baik bentuk yang dimiliki. Manusia juga harus bersosialisasi dengan lingkungan, yang merupakan pendidikan awal dalam suatu interaksi sosial. Hal ini menjadikan manusia harus mempunyai ilmu pengetahuan yang berlandaskan ketuhanan. Karena dengan ilmu tersebut manusia dapat membedakan antara yang hak dengan yang bukan hak, antara kewajiban dan yang bukan kewajiban. Agar norma-norma tersebut berjalan haruslah manusia perlu diberi pendidikan, sehingga norma-norma dalam lingkungan berjalan dengan harmonis dan seimbang. Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator” sehingga terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya. Dengan demikian dapat kita katakan serta lihat bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut. Begitu pula pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi, karena kebudayaan merupakan hasil dari pendidikan suatu bangsa.
Sedangkan secara kedudukan manusia mempunyai empat hubungan terhadap kebudayaan, yaitu sebagai:
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan, dan
4) pencipta kebudayaan.
Selain hubungan, manusia dan kebudayaan pun memiliki keterkaitan. Manusia merupakan perilaku kebudayaan, dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. manusia sendiri menciptakan kebudayaan, dan setelah itu kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai. Sehingga dapat dilihat bahwa keduanya akhirnya merupakan suatu kesatuan yang misalnya saja secara sederhana dapat kita rasakan hubungan antara manusia dengan peraturan kemasyarakatan. Yang pada awalnya peraturan dibuat oleh manusia, kemudian peraturan itu selesai dan harus dipatuhi. Dengan demikian pula dapat ditarik kesimpulan bahwa manusia tidak dapat dilepaskan dari kebudayaan, karena kebudayaan itu merupakan perwujudan dari manusia itu sendiri.